Rahasia Kesehatan dan Kecantikan dari berbagai Negara – Bagian 1
4 January 2019
Tags:
Hampir semua bangsa di berbagai belahan dunia memiliki “rahasia” yang konon dipercaya mampu menjaga kesehatan dan kecantikan. Mau tau apa saja rahasia tersebut ? Berikut ulasannya.
China
Meminum seduhan daun teh sudah menjadi bagian dari tradisi sehari-hari masyarakat di benua Asia. Berdasarkan catatan sejarah, tradisi meminum teh dimulai pertama kali di negara China. Di negeri tirai bambu ini, teh telah digunakan selama berabad-abad baik untuk pengobatan tradisional maupun untuk menjaga kesehatan tubuh dan kecantikan kulit.
Teh adalah minuman terbuat dari seduhan daun teh yang berasal dari genus tanaman Camellia. Dari genus Camellia sendiri, terdapat dua jenis spesies, yaitu Camelia sinensis yang berasal dari negara China, dan Camellia assamica yang berasal dari negara India. Daun dari tanaman Camelia sinensis merupakan jenis daun teh yang paling umum dikonsumsi di seluruh dunia.
Berdasarkan proses pembuatannya, terdapat 6 jenis teh, yaitu teh putih (white tea), teh hijau (green tea), teh olong (Oolong tea), teh hitam (black tea), teh Pu`erh (Pu’erh tea) dan teh herbal/tisane.
Bahan baku dari semua jenis teh diatas (kecuali teh herbal) berasal dari tanaman yang sama, yaitu daun Camelia sinensis. Perbedaan mendasar dari kelima macam jenis teh diatas adalah tinggi rendahnya proses oksidasi yang dialami oleh daun teh sebelum menjalani proses pengeringan, hal ini juga akan menentukan warna air teh yang diperoleh. Semakin tinggi proses oksidasi yang dialami oleh daun teh, semakin kuat pula warna, rasa dan aroma teh yang dihasilkan, misalnya teh hitam (black tea). Sebaliknya, jika proses oksidasi yang dialami oleh daun teh minimal/tidak mengalami proses oksidasi sama sekali, maka akan menghasilkan air teh yang berwarna hijau muda hingga kuning jernih dan memiliki rasa dan aroma yang lembut, misalnya teh hijau dan teh putih.
Teh Putih (White Tea)
Teh putih diperoleh dari kuncup daun teh. Sebelum sempat merekah, kuncup daun teh yang masih diselimuti rambut-rambut halus dipetik lalu dikeringkan dengan suhu rendah untuk menghindarinya dari proses oksidasi. Karena tidak mengalami proses oksidasi, teh putih memiliki kandungan kafein yang paling rendah diantara kelima jenis teh lainnya, membuatnya ideal bagi seseorang yang ingin membatasi asupan kafein hariannya.
Penelitian menunjukan bahwa kandungancatechin yang terkandung dalam teh putih dan teh hijau berfungsi sebagai antioksidan penghalau radikal bebas bagi tubuh. Namun, banyak orang percaya bahwa teh putih memiliki khasiat antioksidan yang lebih baik dibandingkan teh hijau karena lebih sedikit mengalami oksidasi dalam proses pembuatannya sehingga memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau.
Teh putih memiliki aroma dan rasa yang paling lembut diantara kelima jenis teh lainnya. Seduhan teh putih memberikan warna kuning jernih.
Teh Hijau (Green Tea)
Dalam proses pembuatannya, segera setelah daun teh dipetik, daun teh langsung diuap untuk meminimalisir proses oksidasi yang terjadi selain juga bertujuan untuk mencegah daun teh berubah menjadi berwarna coklat. Hasil seduhan teh hijau biasanya berwarna hijau muda atau kuning.
Penelitian menunjukkan bahwa teh hijau tersusun atas beberapa komponen utama yang memberikan teh hijau ciri khasnya : catechin (aroma), kafein (rasa pahit), dan theanine (rasa teh), selain juga beberapa mineral yang terkandung didalamnya. Cathechin dalam teh hijau adalah suatu tipe polifenol yang juga ditemukan dalam anggur merah. Hadir dalam jumlah besar, catechin memberikan teh hijau aroma khasnya, selain juga memiliki peran sebagai antioksidan kuat yang dapat menetralisir radikal bebas dalam tubuh.
Teh Oolong
Teh oolong memiliki karakteristik yang berada di antara teh hijau dan teh hitam dalam hal proses produksi, rasa, aroma dan warna seduhan teh yang dihasilkan. Teh oolong mengalami proses semi oksidasi, yang artinya mengalami tingkat oksidasi yang bervariasi antara 20-80%, membuat beberapa teh oolong memiliki rasa dan aroma yang menyerupai teh hijau, dan sebagian lainnya memiliki karakter yang lebih mirip dengan teh hitam.
Karena tingkat oksidasi yang beragam, kandungan kafein dalam teh oolong juga beragam, dimana daun teh oolong yang berwarna lebih hijau (mengalami lebih sedikit proses oksidasi) memiliki kandungan kafein yang rendah, sementara daun teh oolong dengan warna yang lebih gelap memiliki kandungan kafein yang cukup tinggi.
Meskipun memiliki kadar catechin yang lebih rendah dibandingkan teh hijau, teh oolong memiliki kadar theaflavin dan thearubigin yang lebih tinggi. Kedua polifenol ini dapat membantu menghalau penyakit stroke, gangguan jantung dan penyakit keganasan/kanker. Teh oolong juga dipercaya dapat membantu pencernaan makanan, jadi paling baik diminum setelah makan.
Teh Hitam (Black Tea)
Memiliki warna teh yang bervariasi antara coklat hitam hingga merah gelap, di Asia teh hitam juga dinamakan “teh merah”. Teh hitam memiliki kandungan kafein yang tertinggi diantara semua jenis teh lainnya. Bagi seseorang yang menginginkan tambahan energi dan semangat di pagi hari, teh hitam adalah pilihan yang sempurna. Namun, bagi orang-orang yang sensitif terhadap efek kafein, sebaiknya batasi konsumsi jenis teh ini. Meskipun kandungan cathecin-nya paling rendah, teh hitam memiliki kadar theaflavin dan thearubinin yang paling tinggi. Seiring dengan munculnya hasil penelitian baru, kedua polifenol ini ternyata sama efektifnya dengan cathechin untuk mencegah gangguan jantung, stroke, menurunkan kolesterol dan juga mencegah kanker.
Teh Pu’erh
Teh Pu’erh mengalami tahapan proses yang sama seperti pembuatan teh hijau, namun sebelum sempat mengering, daun teh kemudian dipadatkan dan didiamkan selama beberapa saat untuk mengalami proses fermentasi. Proses fermentasi ini dapat berlangsung antara beberapa bulan hingga beberapa tahun lamanya. Dalam tradisi masyarakat China mengkonsumsi teh Pu’Erh dipercaya dapat membantu pencernaan makanan.
Teh Pu’erh memiliki kandungan kafein yang rendah. Teh Pu’erh juga kaya akan flavonoid, yang cukup efektif dalam menurunkan LDL, kolesterol dalam darah, dan juga menurunkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa teh Pu’erh memiliki kemampuan untuk menghancurkan lemak, membuat teh ini sangat efektif untuk membantu pencernaan makanan, terutama setelah mengkonsumsi makanan yang berlemak.
Teh ini juga dipercaya mampu membantu menurunkan berat badan dan sekarang banyak digunakan sebagai salah satu bahan utama teh pelangsing. Hasil seduhan teh Pu’erh memiliki warna yang bervariasi mulai dari kuning pucat, keemasan, merah hingga berwarna coklat gelap.
Teh herbal (Tisane)
Teh herbal atau tisane bukan merupakan teh sejati, karena teh ini bukan berasal dari tanaman Camelia sinensis, namun tisane atau teh herbal memiliki manfaatnya tersendiri. Teh herbal terbuat dari seduhan satu atau beberapa daun, biji-bijian, rempah hingga bunga, misalnya teh chamomile, teh peppermint, teh rooibos, teh goji beri, dll.
Karena tidak mengandung kafein, teh herbal dapat dikonsumsi oleh balita, manula dan dapat juga dihidangkan untuk acara minum teh di sore hari. Di negeri tirai bambu, seduhan teh herbal Goji berry yang kaya akan antioksidan (vitamin A,C, E, B1, B2) telah dikonsumsi selama lebih dari 6000 tahun dengan harapan untuk mendapatkan kesehatan dan kulit yang cerah bersinar.